Surau yang berdinding papan kayu ini sudah cukup tua dan lapuk. Tidak jarang air merembes masuk ke dalam surau melalui atapnya saat musim penghujan. Surau ini hanya dipakai untuk sholat subuh, maghrib, isya', shalat tarawih di bulan puasa, dan shalat id di hari raya. Bagaimanapun tuanya surau ini, dia mampu menyatukan orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Lihatlah sekarang, orang-orang sedang berkumpul di surau untuk memperingati bulan sya'ban. Entah siapa yang memulai, peringatan bulan sya'ban ini sudah menjadi budaya bagi penduduk di sekitar surau itu.
Pagi-pagi sekali aku ditelepon oleh pamanku, "Nak, jangan lupa ya, nanti malam ke surau, memperingati malam nisfu sya'ban. Bawa surah yasin yang banyak. Ketika maghrib tiba, langsung ke masjid, tidak usah kupanggil-panggil lagi ya". Aku menyanggupi semua perintah itu. Seketika telepon ditutup, aku langsung menyiapkan surah yasinku. Surah yasin di sini maksudnya adalah sebuah buku yang berisi surah yasin dan tahlil yang didapat dari peringatan 1000 hari kematian seseorang. Aku tidak tahu apakah di daerah lain juga mendapat buku surah yasin ini di peringatan 1000 tahun kematian, tetapi kami punya banyak sekali buku surah yasin atas alasan itu.
Malam pun tiba, setelah shalat maghrib, kami harus shalat nisfu sya'ban secara mandiri. Sejujurnya, aku tidak terlalu suka berkumpul dengan tetangga. Aku hampir tidak pernah bercengkrama dengan tetangga-tetanggaku. Namun, malam itu kulihat mereka semua di surau duduk melingkar akan membaca surah yasin. Anak-anak kecil di kampungku juga turut serta. Walau beberapa belum bisa membaca surah yasin, kebiasaan ini diharapkan menjadi tontonan, tuntutan, dan tatanan bagi mereka dan bisa diteruskan ke generasi mereka.
"Malam nisfu sya'ban jatuh pada hari ini, yaitu tanggal 15 bulan sya'ban. Berdasarkan hadist, malam nisfu sya'ban jatuhnya di pertengahan bulan dan di malam ini Allah membukakan ampunan kepada siapapun di bumi. Nah, sekarang kita mau baca surah yasin, kita sepakati dulu mau membaca berapa kali surah yasinnya", buka pamanku.
Semuanya setuju membaca surah yasin 3 kali lalu diakhiri tahlil. Ketika pembacaan surah yasin bersama-sama dimulai, kami khusyuk membaca, tidak ada yang bercengkrama, ataupun main-main. Kuingat hanya ada suara tikus di atap surau yang mencicit mengganggu konsentrasiku.
Kami akhirnya selesai sebelum isya' menjelang. Makanan kemudian datang dari tetangga-tetanggaku untuk kami setelah membaca surah yasin. Makanan ini merupakan sedekah mereka. Bagi siapapun yang mempunyai harta dan hendak bersedekah, mereka memberikan sedekah di malam nisfu sya'ban ini dalam bentuk makanan. Aku lihat sepupuku yang sedang duduk di sampingku disodori donat. "Yang warna pink paling enak, ambil yang pink aja", ucapku padanya. Aku kenal betul jenis-jenis donat yang disodori pada kami pada malam itu. Donat itu didapat dari toko yang sangat terkenal di toko kami, tetapi harganya cukup mahal untuk seukuran donat. Sepupuku melirikku dan berkata, "Hmm, tapi aku suka yang coklat". Aku tersenyum, "Yang coklat juga enak kok". Pencapaian besarku di malam itu bukan hanya berhasil bertemu tetangga-tetanggaku, tetapi berhasil bercengkrama singkat dengan sepupuku sendiri. Kami sangat dekat dulu, tetapi sejak kami mulai fokus pada sekolah, kami secara perlahan menjadi jauh sampai jarang sekali berbicara lagi. Tak bisa kuingat berapa tahun yang lalu terakhir kali aku berbicara dengannya, padahal kami bertetangga.
Orang-orang dewasa bercengkrama dengan asiknya. Surau ini mungkin saja sudah tua dan lapuk, atapnya berlubang, dan banyak tikus. Akan tetapi, di surau ini masyarakat bisa bersatu kembali. Surau ini menyatukan kami semua dan mempererat tali silaturahmi kami. Di penghujung acara, salah satu tetanggaku berkata, "Mungkin atap surau ini harus dibersihkan, ya? Kudengar tadi banyak sekali tikus di sana". Semuanya setuju dengan usulan itu. Aku senang. Surau kami, yang sangat berjasa ini, akhirnya diperhatikan juga.
#Mengbudaya
#KATITB2021
Cerpen ini ditulis untuk memenuhi tugas "Mengenal Kebudayaan di Lingkungan Sekitar" KAT ITB 2021.
Komentar
Posting Komentar